ZMedia Purwodadi

21 Februari: Hari Bahasa Ibu Internasional – Melestarikan Identitas dan Keragaman Bahasa

Table of Contents

Hari Bahasa Ibu Internasional diperingati setiap 21 Februari untuk melestarikan keragaman bahasa dan identitas budaya. Simak sejarah, makna, tujuan, dan cara menjaga bahasa ibu agar tidak punah.


Pendahuluan

Bahasa adalah jembatan komunikasi, identitas, sekaligus warisan budaya. Di tengah derasnya arus globalisasi, bahasa ibu sering kali terpinggirkan oleh bahasa asing yang lebih dominan. Untuk itu, setiap 21 Februari, dunia memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional (International Mother Language Day) sebagai bentuk penghormatan terhadap keragaman bahasa dan hak setiap orang untuk menggunakan bahasa ibu mereka.

Menurut UNESCO, saat ini lebih dari 7.000 bahasa digunakan di dunia. Namun, hampir 40% bahasa tersebut terancam punah, karena semakin sedikit generasi muda yang menggunakannya. Maka, Hari Bahasa Ibu Internasional menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran akan pelestarian bahasa, terutama bahasa daerah dan bahasa minoritas.


Sejarah Hari Bahasa Ibu Internasional

Hari Bahasa Ibu Internasional ditetapkan oleh UNESCO pada 17 November 1999, dan pertama kali diperingati pada 21 Februari 2000.

Tanggal ini dipilih untuk mengenang Tragedi Bahasa di Dhaka, Bangladesh (1952). Saat itu, mahasiswa di Dhaka melakukan demonstrasi menuntut pengakuan bahasa Bengali sebagai salah satu bahasa resmi Pakistan. Namun, demonstrasi tersebut berujung tragis karena aparat menembaki para mahasiswa, sehingga banyak korban jiwa.

Perjuangan mereka akhirnya berhasil. Bahasa Bengali diakui sebagai bahasa resmi Pakistan, dan kemudian menjadi bahasa utama Bangladesh setelah negara tersebut merdeka pada 1971.

Tragedi ini menjadi simbol perjuangan atas hak menggunakan bahasa ibu, sehingga UNESCO menetapkan 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional.


Makna dan Tujuan Hari Bahasa Ibu Internasional

Hari Bahasa Ibu Internasional bukan hanya mengenang sejarah, tetapi juga memiliki tujuan yang relevan hingga kini, yaitu:

  1. Melestarikan Keragaman Bahasa
    Mendorong masyarakat untuk menjaga bahasa daerah agar tidak punah.

  2. Menjamin Hak Bahasa
    Setiap orang berhak menggunakan bahasa ibu dalam pendidikan, komunikasi, dan kehidupan sehari-hari.

  3. Meningkatkan Kualitas Pendidikan
    Pendidikan berbasis bahasa ibu diakui lebih efektif, terutama untuk anak-anak pada tahap awal belajar.

  4. Menjaga Identitas dan Budaya
    Bahasa adalah identitas. Hilangnya bahasa berarti hilangnya budaya dan sejarah suatu komunitas.

  5. Mendorong Dialog Antarbudaya
    Bahasa menjadi sarana membangun toleransi, perdamaian, dan persatuan antarbangsa.


Pentingnya Bahasa Ibu dalam Kehidupan

Bahasa ibu memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan:

  • Sebagai Identitas Diri
    Bahasa mencerminkan asal-usul, budaya, dan jati diri seseorang.

  • Sebagai Alat Pendidikan Awal
    Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih cepat memahami pelajaran jika diajarkan dalam bahasa ibu.

  • Sebagai Warisan Budaya
    Bahasa membawa tradisi, cerita rakyat, kearifan lokal, dan filosofi hidup suatu masyarakat.

  • Sebagai Penguat Persatuan
    Dengan bahasa, komunitas dapat menjaga ikatan sosial yang erat.


Kondisi Bahasa di Dunia Saat Ini

Menurut data UNESCO:

  • Setiap dua minggu sekali, ada satu bahasa yang punah.

  • Sekitar 3.000 bahasa berisiko tidak digunakan lagi pada akhir abad ini.

  • Bahasa minoritas seringkali tidak memiliki dukungan dalam pendidikan, media, atau kebijakan pemerintah.

Jika tidak dilestarikan, ribuan bahasa akan hilang dan dunia kehilangan keragaman budaya yang tak ternilai.


Bahasa Ibu di Indonesia

Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan bahasa yang luar biasa. Menurut Badan Bahasa, terdapat lebih dari 718 bahasa daerah di Nusantara.

Namun, tantangan yang dihadapi cukup besar:

  • Banyak bahasa daerah mulai jarang digunakan oleh generasi muda.

  • Urbanisasi dan globalisasi membuat bahasa Indonesia dan bahasa asing lebih dominan.

  • Minimnya dokumentasi bahasa daerah membuat beberapa bahasa nyaris punah.

Contoh kasus: Bahasa Tengger dan Mapun sudah jarang dituturkan oleh anak-anak muda, sehingga masuk kategori terancam punah.


Tema Hari Bahasa Ibu Internasional

Setiap tahun, UNESCO menetapkan tema khusus untuk memperingati hari ini. Beberapa di antaranya:

  • 2020: “Languages without Borders” (Bahasa tanpa Batas).

  • 2021: “Fostering multilingualism for inclusion in education and society.”

  • 2022: “Using technology for multilingual learning: Challenges and opportunities.”

  • 2023: “Multilingual education – a necessity to transform education.”

Tema-tema ini menekankan pentingnya pendidikan multibahasa untuk menciptakan masyarakat inklusif.


Upaya Pelestarian Bahasa Ibu

Untuk menjaga bahasa ibu tetap hidup, diperlukan langkah nyata dari berbagai pihak:

1. Peran Pemerintah

  • Membuat kebijakan yang mendukung penggunaan bahasa daerah di sekolah.

  • Melakukan penelitian dan dokumentasi bahasa daerah.

  • Mendukung penerbitan buku dan media dalam bahasa ibu.

2. Peran Masyarakat

  • Menggunakan bahasa ibu dalam kehidupan sehari-hari.

  • Menceritakan dongeng atau tradisi lisan kepada anak-anak.

  • Membuat komunitas pecinta bahasa daerah.

3. Peran Pendidikan

  • Mengintegrasikan bahasa ibu ke dalam kurikulum.

  • Melatih guru untuk mengajar dalam bahasa ibu.

  • Menggunakan metode bilingual di sekolah dasar.

4. Peran Teknologi

  • Membuat aplikasi kamus digital bahasa daerah.

  • Menggunakan media sosial untuk menyebarkan konten dalam bahasa ibu.

  • Mengembangkan program AI yang mendukung pelestarian bahasa minoritas.


Cara Kita Merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional

Setiap individu bisa ikut berpartisipasi, misalnya:

  • Menulis puisi, cerita, atau artikel dalam bahasa ibu.

  • Membuat konten YouTube atau podcast menggunakan bahasa daerah.

  • Mengajarkan anak-anak bahasa ibu sejak dini.

  • Mengikuti kegiatan festival bahasa atau lomba sastra daerah.

  • Mendukung gerakan pelestarian bahasa melalui komunitas lokal.


Fakta Menarik tentang Bahasa Ibu

  1. Bahasa Papua merupakan kelompok bahasa daerah terbanyak di Indonesia, dengan lebih dari 250 bahasa.

  2. Bahasa Jawa adalah bahasa daerah dengan penutur terbanyak di Indonesia, sekitar 80 juta orang.

  3. Bahasa Sanskerta meski sudah tidak digunakan dalam percakapan sehari-hari, masih hidup melalui kitab-kitab dan tradisi budaya.

  4. Di dunia, bahasa Mandarin memiliki jumlah penutur terbanyak (lebih dari 1 miliar).

  5. Bahasa Esperanto diciptakan pada abad ke-19 sebagai bahasa internasional, namun tidak termasuk bahasa ibu.


Hubungan Bahasa Ibu dan Pembangunan Berkelanjutan

Hari Bahasa Ibu Internasional juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama:

  • SDG 4: Pendidikan berkualitas (quality education).

  • SDG 10: Mengurangi ketidaksetaraan.

  • SDG 16: Perdamaian, keadilan, dan institusi yang kuat.

Dengan pendidikan berbasis bahasa ibu, anak-anak dapat belajar lebih cepat, mengurangi angka putus sekolah, dan meningkatkan kualitas hidup.


Tantangan dalam Melestarikan Bahasa Ibu

Beberapa kendala yang membuat bahasa ibu sulit bertahan antara lain:

  • Kurangnya minat generasi muda.

  • Dominasi bahasa global seperti Inggris.

  • Kurangnya media dan konten dalam bahasa ibu.

  • Urbanisasi yang membuat bahasa daerah tidak lagi dipakai sehari-hari.


Kesimpulan

Hari Bahasa Ibu Internasional (21 Februari) adalah momen penting untuk menyadarkan kita semua akan pentingnya melestarikan bahasa daerah sebagai bagian dari identitas bangsa dan kekayaan budaya dunia.

Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga jembatan sejarah, ilmu pengetahuan, dan warisan leluhur. Jika bahasa punah, maka sebagian besar budaya dan pengetahuan ikut hilang.

Dengan merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional, kita diingatkan untuk:

  • Menghargai bahasa daerah.

  • Mengajarkannya pada generasi muda.

  • Mendukung pelestarian melalui teknologi dan pendidikan.

Mari jadikan bahasa ibu sebagai kebanggaan, bukan sekadar kenangan. Karena menjaga bahasa berarti menjaga jati diri dan peradaban.

#HariBahasaIbuInternasional #InternationalMotherLanguageDay #21Februari #BahasaIbu #PelestarianBahasa #BahasaDaerah #Budaya #IdentitasBangsa #KeragamanBahasa #UNESCO

Posting Komentar